Seghimol

Seghimol
'Seghimol' dalam bahasa Lampung yang berarti Srigala. Hewan ini ternyata juga hidup di Lampung, dan menjadi musuh warga yang peternak ayam atau unggas lainnya. Tapi seghimol juga menjadi hewan penjaga yang sangat berani. Asal jangan jadi 'Seghimol Bukawai Napuh'

Kamis, 23 Maret 2017

Khazanah Keilmuan dalam Masyarakat Lampung

MEMAHAMI khazanah keilmuan dalam tradisi masyarakat lokal tentunya membutuhkan kajian historis dan faktual, lebih tepatnya melalui penelitian ilmiah agar lebih objektif, logis, dan akademis. Namun, tulisan ini belum menjelaskan secara perinci tentang kejayaan budaya masyarakat dan khazanah keilmuan yang seharusnya dapat diukur dari pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang dianut dengan yakin dan benar serta diamalkan dengan konsisten dalam realitas kehidupan keseharian. Memang sebenarnya dialektika sejarah sosial keagamaan membuktikan perkembangan khazanah ilmu pengetahuan membawa pencerahan tersendiri bagi masyarakat Lampung. Meski secara akademis sebenarnya banyak peluang untuk melakukan rekonsiliasi dan sinergisitas antara Islam dengan ilmu pengetahuan, tekonologi, dan pembangunan, ternyata kejayaan budaya dan khazanah keilmuan dalam tradisi masyarakat dapat dijelaskan dari mengerti tentang pandangan masyarakat tentang agama dan manusia dan pengamalan ibadahnya dalam realitas sosial. Pandangan tentang Agama dan Manusia Perspektif historis menjelaskan dalam tradisi masyarakat Lampung terdapat pemikiran keagamaan yang cukup dipahami dan diamalkan. Sebab, Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan Allah Swt disebut agama fitrah, artinya agama yang sesuai dengan hakikat manusia. Islam diturunkan untuk menjaga manusia agar tetap pada fitrahnya. Untuk memahami khasanah keilmuan dapat diawali dari menjaga fitrah manusia yang pada hakikatnya aspek jasmaniah dan aspek rohaniah yang difungsikan untuk memahami dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang sangat dinamis. Memang pada dasarnya, aspek jasmaniah dalam Islam disebut syariat Islam, yaitu aturan-aturan manusia dalam hubunganya dengan Allah dan aturan hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, sedangkan aspek rohaniah dalam Islam disebut “at-Tauhid” atau akidah Islam, yaitu kepercayaan kepada Allah swt, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir Allah. Napas dari ajaran Islam terlihat dalam kepribadian, yaitu aspek-aspek mentalitas, moral, akhlak, dan amal saleh yang berlandaskan keimanan yang diterapkan berdasar syariat Islam. Di atas landasan keimanan manusia diperintah untuk melaksanakan syariat Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berarti, kejayaan masyarakat dipahami sejak masuk dan berkembangnya agama Islam yang teraktualisasi dalam kehidupan masyarakat Lampung. Tak dapat dimungkiri, di kalangan orang Lampung banyak yang memahami bahwa manusia yang beriman dan menjalankan syariat Islam dengan baik dan benar dapat hidup secara beirmbang antara aspek-aspek rohaniah dan jasmaniahnya. Dalam suasana keseimbangan ini kualitas perilaku keberagamaan akan tumbuh dengan baik sehingga terbentuk sosok manusia yang berkepribadian dengan berlandaskan iman dan takwa dan dalam keseimbangan kedua aspek ini pula. Karena itu, pertama, pada hakikatnya manusia adalah makhluk Allah, keberadaan manusia di dunia ini bukan kemauan sendiri atau hasil proses evolusi alami, melainkan kehendak Yang Mahakuasa, Allah Robbul 'Alamin. Dalam hubungan ini, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Allah sebagai pencipta. Pada posisi sebagai ciptaan manusia harus taat, tunduk, dan patuh (menghambakan diri) kepada Allah sebagai penciptanya. Berarti, manusia dalam hidupnya mempunyai ketergantungan kepada Allah. Manusia tidak bisa lepas dari ketentuan Allah. Kedua, manusia sebagai makhluk, berada dalam posisi lemah, dalam arti tidak bisa menolak, menentang, atau merekayasa yang sudah dipastikan Allah, dengan kata lain manusia wajib beriman pada qada dan qadar sebagai takdir atau ketentuan baik dan buruk dari Allah swt., demikian dikemukakan Yusuf (2002:133—135). Sebenarnya banyak peluang untuk merekonsiliasi Islam, budaya lokal, dan ilmu pengetahuan, sebab tradisi-tradisi yang berkembang dalam masyarakat selama ini sering menjadi matrik kebudayaan. Tradisi-tradisi tersebut menyediakan pemikiran yang dapat berkembang pada masa yang akan datang, dasar pengalaman, institusi-institusi yang berpengaruh, begitu juga memiliki kesempatan perbedaan yang fundamental, perselisihan, dan peperangan yang telah membentuk sejarah banyak masyarakat. Secara global, tradisi-tradisi keagamaan tidak hanya merupakan sumber-sumber penting kebudayaan masa lalu, kekayaan warisannya dapat memberi kita jalan lain yang sama pentingnya untuk membantu berpikir secara kreatif sejalan dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi dewasa ini dan masa depan masyarakat Lampung yang bermartabat. n

Indeks Massa Tubuh dan Liver

EBUAH studi di Swedia menunjukkan hasil adanya hubungan antara indeks massa tubuh (BMI) tinggi ketika usia muda dengan penyakit liver pada kemudian hari. Seperti diketahui, tingkat obesitas saat ini meningkat secara global; diperkirakan 1 miliar orang akan mengalami obesitas pada 2030. IBM yang tinggi di sini didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari 30 kilogram per meter persegi. Dari hasil analisis, diperoleh fakta bahwa pria dengan kelebihan berat badan hampir 50% lebih mungkin mengembangkan penyakit hati pada kemudian hari dibandingkan laki-laki dengan berat normal. Dampak ini, kata dia, bahkan lebih jelas untuk pria yang juga mengembangkan diabetes tipe 2. Peserta dengan obesitas dan diabetes tipe 2 lebih dari tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit pada hati, dibandingkan dengan laki-laki dengan berat badan normal tanpa diabetes tipe 2. (lampost.co)

Halaman